Monday, May 11, 2015

JANGAN PERAH MEMINUM MINUMAN KEMASAN.


Ini cuma sekadar pengalaman teman saya dan saya saja. Teman saya adalah mahasiswa komunikasi di sebuah unversitas swasta di jawa timur, beberapa hari yang lalu dia di berikan tugas untuk membuat video reportase, namun bukan sekedar reportase melainkan reportase dengan kamera tesembunyi, dan dia mengajak saya dalam membuatnya karena saya sama-sama mahasiswa di universtas yang sama. Kelompok teman saya yang lain banyak yang membuat reportase tentang hal-hal yang sangat ekstrim dan berbahaya seperti tetang minuman keras, jajanan anak, dan ada juga yang tentang pelacuran. Teman saya berfikir dia ingin membuat reportase tentang apa ? lalu terlintas di benak saya tentang sebuah pabrik teh kemasan lokal di kota saya yang dahulu pernah jadi perbincangan hangat.
JANGAN PERAH MEMINUM MINUMAN KEMASAN.


Pabrik teh itu hanyalah pabrik teh rumahan namun sudah memiliki banyak pelanggan bahkan pemasarannya sudah mencapai bayuwangi dan bali. Mulannya saya tidak percaya kalau pabrik itu bermasalah pasalnya rasa tehya sangatlah segar dan tidak ada rasa sakarin sama sekali lalu bagaimana teh itu bisa berbahaya.

Dengan banyak pertibangan akhinya teman saya membujuk salah satu orang di pabrik itu yang ternyaa adalah kakak pacarnya untuk engizinkan kami masuk kedalam pabrik. sungguh apa yang saya lihat tidak saya percayai. Di dalam pabrik itu yang pertama kali saya lihat adalah botol ,mesin dan kondisi pabrik yang kumuh. tidak ada sama sekali daun teh kering atau gula hanya beberapa karung serbuk warna coklat dan serbuk warna putih.

Setelah saya mlihat-lihat sebentar lalu saya bertanya “serbuk coklat itu apa pak?” lalu seoang pekerja menjawab “itu serbuk teh!” Padahal tidak ada bau teh sama  sekali , malah lebih mirip serbuk kopi dari pada teh. lalu saya bertanya lagi “apa serbuk putih itu pak?” pekerja tadi lalu berkata “itu gula!”, ini aneh karena glua biasanya tidak berbentuk serbuk. Dan saat saya bertanya “dimana dapatnya?” tida ada yang menjawab.

Setelah selesai melihat-liat saya masuk keruang pengemasan dan saya lebih tidak percaya lagi karena mesin untuk megemas teh kedalam botol ternyata sudah banyak berkarat dan botol untuk di isi teh tidak di seterilkan hanya di rendam dalam air yang sudah keruh.

Dari pengalaman saya di atas membuat saya tida ingin mengkonsumsi minuman kemasan lagi, karena meski sudah ada logo halal , BP-POM,dan rasa yang enak  tetep tidak bisa menjamin bebersihan dan halal tidaknya apa yang kita makan, lebih baik menghindari atau membuat sendiri lebih aman atau jika ingin sekali-sekali saja.

No comments:

Post a Comment